Seraya Alam
Ku hirup udara segar dalam-dalam,
Ku buang nafas sesak masa silam,
Di sini, di tempat ini aku merasa berdamai kembali dengan alam . . .
Langkah kaki ku terasa lebih ringan untuk mencapai titik teratas.
Kulihat banyak bunga yang mekar menawan menggoda hati tiap jiwa yang melintasi tempat yang segar nan berkabut ini . . .
Seketika, pandanganku tertuju pada bunga kecil di samping tempat ku berdiri menghirup udara segar yang belum terkontaminasi polusi. . . .
Ku amati bunga kecil itu,
Ia adalah bunga biasa,
Hanya berasal dari genotif kasta biasa pula.
Harumnya pun tak seperi semerbak mawar yang mewangi segar . . .
Tak tahu, siapa nantinya yang berniat hanya sekedar memetiknya,
Tak tahu pula, siapa yang nantinya tertarik untuk menjaga dan merawatnya .
Ia selalu berdoa dan berharap, ada seserang yang dikirimkan Tuhan dengan maksud baik padanya .
Ia juga berharap ketika badai menerjang ia tetap kokoh terlindungi,
Ketika kerontang, ia tak mati. . .
Tuan, ketahuilah pula.. Ia pun tahu,
Diluar sana banyak bunga cantik menawan nan jauh lebih menarik,
Harap di hari nanti, tuan tetap menerima kekurangan dan ke-apa-adaannya disegala kondisi, .
Ketika lelah, ia siap mendengarkan semua keluh kesah,
Berikan saja waktu tuan untuk sejenak menghirup aromanya dan memandangnya,
meski harumnya biasa,
Meski indahnya masih jauh dari kata sempurna ,
Lewat semilir angin, ia juga menyampaikan bahwa suatu saat ia yakin akan membuat rumah tuan lebih hidup dan berhawa sejuk dan teduh. .
Siapapun nantinya, semoga Tuan bisa saling menikmati syukur,
karena sejatinya kita adalah bagian dari alam,
Dan pasti akan kembali pula pada Hyang Pencipta Alam .
-Hesty Sulistyorini-
Komentar
Posting Komentar